MANCHESTER – Sejak diambil alih oleh Abu Dhabi United Group for Development and Investment (ADUG) pada 2008 silam, Manchester City bermetamorfosa menjadi kekuatan baru Premier League. Sejumlah pemain bintang pun didatangkan, hasilnya The Citizens berhasil merajai Premier League, tiga musim berselang.
Tak puas sampai di situ, rekrutan anyar Javi Garcia pun berambisi membawa klub barunya sebagai salah satu klub terbesar dunia, sejajar dengan Real Madrid, Barcelona, dan tentu saja saudara tua klubnya, Manchester United.
“Untuk menjadi salah satu tim terbaik di Eropa, salah satunya adalah memenangkan sejumlah gelar terbaik. Dan itulah yang sedang kami lakukan di Manchester City, di Premier League maupun di pentas Liga Champions,” kata Garcia, seperti dilansir.
“Apabila Anda berhasil memenangkan banyak gelar, maka tim Anda akan semakin besar,” lanjut mantan pemain Benfica itu.
Garcia yang merupakan lulusan akademi Real Madrid itu pun menyadari bahwa untuk menjadi klub besar bukanlah perkara mudah. Ia pun mencontohkan bagaimana Los Blancos menerima banyak tekanan baik dari internal maupun eksternal klub.
“Selalu ada banyak tekanan di sebuah klub besar, seperti misalnya Madrid. Tapi saya telah berlatih dengan pemain-pemain papan atas sejak usia saya masih 17 tahun. Hal tersebut sangat positif, karena Anda dapat banyak belajar dari mereka,” tutup gelandang 25 tahun itu.
Tak puas sampai di situ, rekrutan anyar Javi Garcia pun berambisi membawa klub barunya sebagai salah satu klub terbesar dunia, sejajar dengan Real Madrid, Barcelona, dan tentu saja saudara tua klubnya, Manchester United.
“Untuk menjadi salah satu tim terbaik di Eropa, salah satunya adalah memenangkan sejumlah gelar terbaik. Dan itulah yang sedang kami lakukan di Manchester City, di Premier League maupun di pentas Liga Champions,” kata Garcia, seperti dilansir.
“Apabila Anda berhasil memenangkan banyak gelar, maka tim Anda akan semakin besar,” lanjut mantan pemain Benfica itu.
Garcia yang merupakan lulusan akademi Real Madrid itu pun menyadari bahwa untuk menjadi klub besar bukanlah perkara mudah. Ia pun mencontohkan bagaimana Los Blancos menerima banyak tekanan baik dari internal maupun eksternal klub.
“Selalu ada banyak tekanan di sebuah klub besar, seperti misalnya Madrid. Tapi saya telah berlatih dengan pemain-pemain papan atas sejak usia saya masih 17 tahun. Hal tersebut sangat positif, karena Anda dapat banyak belajar dari mereka,” tutup gelandang 25 tahun itu.
Posting Komentar