RENDANG Tumbuak atau samba tumbuak atau rendang bulek (karena bentuknya bulat) adalah rendang khas dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Mungkin ada pengaruh Cihna karena rendang ini dibuat dari daging cincang, dan bentuknya bulat seperti bakso.
Proses membuatnya, daging yang sudah dicincang kemudian dicampur dengan kelapa gongseng yang sudah ditumbuk. Lebih mudah menumbuk kelapa gongseng yang masih hangat, apalagi kalau menggunakan batu gilingan cabe. Namun, tidak masalah menumbuk kelapa gongseng saat sudah dingin bila menggunakan lesung. Apalagi kalau menggunakan blender.
Lalu, daging giling dicampurkan ke dalam tumbukan kelapa, sedikit demi sedikit dibalik agar tercampur rata. Baru setelah itu, beberapa bumbu yang telah dihaluskan dimasukkan, ditumbuk kembali bersama dengan pala halus, merica, dan bawang putih. Gongseng kelapa ini akan mengikat daging cincang, dan menyerap air dari daging.
Tahapan selanjutnya, campuran daging dan kelapa tadi dibentuk menjadi bulat-bulatan kecil sebesar bakso. Caranya, diambil sedikit dengan tangan bersih, diremas dulu sebelum dibentuk agar air yang masih ada di dalam daging keluar. Lakukan dengan dua tangan. Daging itu dibentuk dengan bantuan dinding baskom tempat adonan daging atau piring tempat bulatan bakso ditempatkan. Dari sekira 1 kg daging cincang, biasanya menjadi sekira 78 bakso.
Ketika kuah santan mengental dan mengeluarkan minyak, satu per satu bola-bola daging dimasukkan ke dalam kuali. Sedikit-sedikit, jangan sekaligus. Untuk menghindari bola-bola daging rusak sebelum dimasak, pengadukan yang hati-hati wajib hukumnya.
“Selain bentuknya yang unik, rendang ini juga minim lemak karena menggunakan daging yang sudah dicincang. Tekstur daging cincangnya masih bisa terlihat,” tulis Reno Andam Suri dalam bukunya,Rendang Traveler; Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang.
Rendang ini pas disantap bersama nasi hangat. Daging berbalut bumbu pedas ditambah rasa pala dan bawang putih yang menyatu dengan adonan daging cincang, bakso rasa rendang, enak bangetttt...!
Posting Komentar