Rendang Jariang, Murah & Rasa Merekah
BUAT pencinta rendang, rasanya banyak bahan makanan bisa menjadi bahan pembuatnya. Satu yang terkenal, tapi mungkin asing bagi sebagian orang, inilah Rendang Jariang.
Orang Minang menyebutnya Rendang Jariang, akrab kita sebut dengan Rendang Jengkol. Di pasar-pasar tradisional, bahan utama rendang ini begitu berlimpah sehingga sangat mudah ditemukan. Jariang alias jengkol adalah jenis kacang atau tumbuhan yang berbiji dan dapat terbelah dua.
Jariang di Sumatera Barat ini berasal dari berbagai daerah, seperti Payakumbuh, Pasaman, dan Lubuk Basung. Yang membedakan dari semua itu adalah rasa manisnya.
Ternyata, ada cara-cara khusus untuk membuat Rendang Jariang. Pilihlah jariang yang tua. Biasanya cukup dengan direbus saja kemudian dimasukkan dalam kuah santan rendang, tapi untuk ini prosesnya sedikit lebih lama, yaitu direndam semalaman. Jadi, kalau besok Anda berniat membuat Rendang Jariang, malam ini rendam jariang yang sudah dibelah dua ke dalam air yang ditambah garam.
Proses perendaman dengan air garam ini juga memudahkan untuk membuka kulitnya. Selesai semua proses perendaman dan pengupasan kulit, jariang kemudian digoreng.
Setelah digoreng, apakah bisa langsung dimasukkan dalam kuah santan rendang? Belum karena masih ada proses lanjutannya. Jariang direndam kembali dalam air kira-kira setengah jam, baru kemudian diketik satu per satu. Diketok ini untuk membuat bumbunya lebih mudah meresap ke dalam jariang, seperti dilansir dari buku Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang karya Reno Andam Suri.
Bagaimana kabar kuah santanya? Untuk membuatnya mempunyai rasa manis santan, maka ditambahkan hati sapi. Potongan hati kira-kira 5x5 cm, tebalnya sekitar 2 cm. Namun, karena hati kalau direndang cenderung menjadi keras, disiasati dengan memarut hatinya.
Hati dicemplungkan dulu ke dalam kuah santan hingga matang, baru kemudian diparut. Jadi kuah santanya akan terasa lebih manis dengan tambahan kaldu dari parutan hati. Barulah kemudian jariang dimasukkan. Masak dengan api kecil.
Kalau memasak dengan tungku kayu bakar, maka kayu digantikan dengan sabut kelapa. Aduk terus dengan perlahan dan konstan. Jangan berhenti terlalu lama karena akan membuat santannya menjadi kerak hitam membuat rasanya menjadi pahit.
Tidak perlu sampai terlalu hitam agar bumbu rendangnya masih cukup berminyak dan tidak terlalu kering untuk dapat melumuri jariangnya. Dan, jadilah Rendang Jariang andalan; enak, lembut, tapi tidak lembek, dan asin.
Posting Komentar