MENDENGKUR adalah bunyi yang disebabkan kelepak jaringan di belakang tenggorokan, misalnya uvula, menghalangi saluran pernapasan atas saat tidur. Aliran udara yang terganggu mengakibatkan getaran yang cukup keras.
Sejumlah faktor menjadikan kita cenderung mendengkur, antara lain merokok, kelebihan berat badan, konsumsi alkohol dan pil tidur, posisi tidur yang buruk, serta reaksi terhadap debu dan tungau.
Beberapa hal yang mungkin memperbesar kemungkinan kita mendengkur adalah:
- Ganjalan oleh lidah saat turun ke belakang
- Lubang hidung yang kecil atau menurun
- Sekat hidung yang bengkok, misalnya akibat cedera olahraga
- Hidung beringus pada malam hari
- Langit-langit mulut atau uvula yang berkelepak dan besar
- Polip hidung
- Pada anak-anak, adenoid yang membengkak dan pernapasan mulut
Mendengkur memang bukan hal yang serius, tapi bisa jadi merupakan kelainan yang lebih serius atau biasa disebut apnea tidur.
“Apnea tidur terjadi ketika penderita berhenti bernapas saat tidur sehingga menyebabkan kadar oksigen darah turun, membangunkan tubuh bernapas lagi. Hal ini membuat penderita terus-menerus merasa letih dan bangun dengan tidak segar,” ungkap Dr. Mirriam Stoppard, seorang ahli parenting asal Inggris dalam bukunya berjudul Parenting Guide.
Masalahnya, penderita apnea tidur rawan mengalami detak jantung yang tak teratur, bahkan mungkin serangan jantung. Orang yang paling rentan terkena apnea tidur adalah pria berusia lebih dari 45 tahun atau wanita yang telah menopause dan tidak menjalani terapi sulih hormon. Jadi, jika Anda pendengkur berusia paruh baya, periksalah ke dokter.
Beberapa rumah sakit memiliki klinik apnea tidur dan mendengkur. Dokter dapat merujuk Anda agar menjalani pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis penyebab mendengkur dan merekomendasikan penanganan.
Posting Komentar