NALCHIK-SURYA-Dengan
tinggi 158 cm dan berat 146 kg, Dzhambik Khatokhov bisa mewujudkan
cita-citanya sebagai pegulat Olimpiade mewakili negaranya, Rusia. Tetapi
bocah sembilan tahun ini tak pelak memicu kontroversi.
Dengan
postur seperti itu, Jambik (demikian panggilannya) bisa menjadi bocah
tergemuk di dunia dan ia pun semakin ngetop di lingkungannya. Tetapi
dokter menjadi miris, karena Jambik terlalu gemuk dan itu mengancam
kesehatan berikut nyawanya.
“Dia
terus tumbuh, ke atas dan ke samping. Apa yang bisa saya perbuat?
Karena memang beginilah dia, sebagaimana diciptakan Tuhan,” kata Nelya,
42, ibu Jambik kepada The Sun.
Agar
gampang membayangkan betapa berat Jambik, bocah ini kira-kira sama
dengan berat empat sampai lima teman sekelasnya. Ukuran sepatunya 8 atau
sama dengan 38 di Indonesia. Meski lahir dengan ukuran normal, saat
berusia setahun, beratnya sudah mencapai 13 kg.
Soal
kekuatan, jangan pernah meragukan Jambik. Pada usia tiga tahun, ia
sudah bisa mengangkat beban seberat 15 kg. “Dia sudah bisa mengangkat
batu-batu besar dan ember berisi air,” kata Nelya.
Karena itu, agar barang-barang di rumah tidak rusak, harus ada modifikasi. Misalnya kursi dan sofa harus dibuat dari kayu dan desain khusus agar tidak patah bila diduduki Jambik. Begitu juga sepeda dan benda-benda beroda lain, harus ada penyesuaian.
Karena itu, agar barang-barang di rumah tidak rusak, harus ada modifikasi. Misalnya kursi dan sofa harus dibuat dari kayu dan desain khusus agar tidak patah bila diduduki Jambik. Begitu juga sepeda dan benda-benda beroda lain, harus ada penyesuaian.
Ketika ditanya apakah dia ingin kurus, Jambik agak ragu-ragu. ”Tidak tahu. Eh.. tidak, saya senang seperti ini,” katanya.
Jambik
punya dua kakak laki-laki yang ukurannya biasa-biasa saja, bahkan
cenderung kurus, yaitu Rezvan, 21, dan Mukhamed, 17. Nelya bercerai dari
suaminya ketika mengandung Jambik. “Jambik sangat mudah dilahirkan,
lebih gampang dari kedua kakaknya,” kata Nelya yang berprofesi sebagai
perawat.
Kondisi
ini menarik perhatian dokter Inggris Ian Campbell yang kemudian
menghabiskan waktu sepekan untuk meneliti Jambik dan keluarganya dua
tahun lalu. Menurut Campbell, kondisi kesehatan Jambik mengerikan.
“Bobot seberat itu berarti risiko terserang diabetes, penyakit jantung
dan kanker sangat besar. Dengan seberat itu waktu muda, tentu harapan
hidupnya sangat berkurang,” kata Campbell.
Selain
dari Campbell, Nelya kerap mendapatkan peringatan dari tetangga dan
rekan-rekannya. “Mereka menasihati seolah-olah saya tidak khawatir
dengan kondisi anak saya,” kata Nelya.
Menurut
Nelya, sejak berusia enam bulan, Jambik telah menjalani berbagai
pemeriksaan. Semua dokter ingin tahu mengapa bocah itu berkembang
seperti tanpa kendali. Tetapi tak satupun menemukan ada yang salah.
“Ketika berusia lima bulan saya bawa dia ke klinik di Moskow dan kami
menjalani pemeriksaan lengkap, termasuk scan semua organ dan tes
hormone. Namun hasilnya, semua sangat sehat, dari jantung, hati dan
semuanya. Jadi saya tidak lagi khawatir dan yakin dia akan hidup lama
dan bahagia,” kata Nelya.
Soal
makanan ia tidak membatasi, karena Jambik punya aktivitas olahraga yang
keras juga, sehingga tidak ada salahnya dia menyediakan semua keperluan
dan keinginan Jambik. ”Saya berusaha menyediakan makanan yang sesehat
mungkin. Kami tidak melarangnya makan permen atau makan es krim
sesukanya, karena olahraganya juga kuat. Tetapi tentu saja dia tidak
hanya makan es krim dan fast food atau permen,” katanya.
Pada
2004, Jambik ditemani Nelya ke Jepang untuk belajar sumo yang dianggap
cocok untuk postur dan kekuatan Jambik. Namun di situ Nelya kecewa,
karena ada yang menganggap bahwa dia menyuntikkan steroid untuk memacu
pertumbuhan badan anaknya. ”Mereka pikir saya pembunuh? Bagaimana
mungkin mereka mengira seorang ibu tega melakukan itu kepada anaknya?”
kata Nelya.
Soal
olahraga, sekarang Jambik punya penyaluran, yaitu belajar gulat. Ia
berlatih gulat lima kali dalam sepekan. Ia juga suka berenang. “Saya
ingin menjadi atlet ketika dewasa. Atau lebih baik, juara Olimpiade,”
tutur Jambik.
Namun
kesulitan justru menimpa Khasan Teusvazhukov, 48, pelatih gulatnya. Ia
semakin sulit mencari lawan seimbang untuk Jambik, karena bobot
rekan-rekan seusianya hanya seperlimanya. sun/sas
Posting Komentar