JAKARTA - Sebagai Ibu Kota negara, Jakarta dipandang perlu mengembangkan bus wisata seperti telah dimiliki Kota Solo. Banyak negara di dunia bahkan telah menerapkannya.
"Jakarta perlu mengembangkan potensi wisatanya dengan mengoperasikan bus tingkat wisata, seperti yang sudah dilakukan Jokowi ketika menjabat Wali Kota Solo," kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, di Jakarta.
Untuk pengadaannya, imbuh Djoko, pemerintah daerah (pemda) tidak perlu mengalokasikan anggaran khusus dalam rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi bisa melalui kerjasama dengan pihak swasta.
"Pengadaan bus tersebut jangan menggunakan APBD DKI Jakarta, tapi bisa tawarkan pihak swasta, pasti ada yang mau," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bawah untuk teknisnya, pengoperasian armada pariwisata tersebut dapat dilakukan secara bertahap. Awal peluncuran dapat dioperasikan pada akhir pekan untuk nantinya dioperasikan setiap hari. Langkah tersebut juga mempertimbangkan kondisi transportasi di DKI Jakarta yang masih terhadang masalah kemacetan.
"Awalnya, tidak harus dioperasikan tiap hari, tapi tiap Sabtu dan minggu, mengingat kemacetan Jakarta belum terurai," tandasnya.
Guna mendukung iklim pariwisata yang semakin baik di Jakarta, armada pariwisata tersebut bisa dihubungkan dengan berbagai titik objek wisata, seperti hotel dan taman hiburan. Hal ini telah diterapkan sejumlah negara di berbagai belahan dunia.
"Kota metropolitan dunia telah mengembangkan bus tingkat wisata yang tiap hari operasi. Bus tersebut dapat singgah di objek-objek wisata dan hotel-hotel bintang empat dan lima. Tarif terusan bisa untuk sehari atau tiga hari. Di Kuala Lumpur dioperasikan delapan armada bus tingkat dengan tarif sekitar Rp130 ribu per hari," pungkas Djoko.
Posting Komentar