Salon "Topless" di Brisbane Banyak Peminat - Ada berbagai usaha untuk menarik pelanggan. Sebuah salon kecantikan di Brisbane bernama Barber Babes menawarkan pemotong rambutnya mengenakan pakaian seksi dan topless ketika melayani para tamu.
Topless |
Menurut Courier Mail, Barber Babes dibuka sejak Februari lalu di pusat bisnis Brisbane, di The Grosvenor on George. Salon ini juga menawarkan pijat kepala, merapikan alis mati, mengeringkan rambut, ataupun mencukur kumis dan cambang.
Menurut pemilik Barber Babes, Jasmine Robson, semua pegawainya adalah mereka yang memang memiliki kualifikasi di bidang tata rambut. "Bahkan salah satu pemotong rambut kami terpilih sebagai yang terbaik ketika sedang menjalani latihan," kata Robson.
"Beberapa di antara pekerja salon ini tersedia juga untuk lap dance, tetapi tentu tidak saat mereka bekerja di salon ini. Mereka betul-betul serius bekerja di sini," tambah Robson.
Menurut Robson, dia menawarkan salon dengan pekerja yang topless karena pria biasanya tidak suka mengunjungi salon sehingga dia ingin menawarkan sesuatu yang lebih menyenangkan di salonnya. "Kami menemukan bahwa banyak penari eksotis sebenarnya juga adalah pekerja salon yang punya kualifikasi, tetapi tidak mau melakukannya karena bayaran di salon kecil sekali," tambah Robson.
Menurut Robson, sejak dibuka Februari lalu, dia kedatangan banyak pelanggan, dengan sejumlah pria datang beberapa hari sekali hanya untuk cukur kumis. Klien mereka antara lain para pekerja tambang dari Brisbane, pengusaha lokal, musisi, dosen, dan juga pengacara. "Bahkan ada seorang klien yang datang khusus dari Townsville (1.500 km dari Brisbane) untuk potong rambut," tambah Robson.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L Sastra Wijaya, layanan yang ditawarkan Barber Babes ini tidaklah terlalu "mahal" dibandingkan salon-salon biasa lainnya. Untuk potong rambut laki-laki tarifnya adalah 25 dollar Australia (sekitar Rp 250.000), sedangkan di tempat lain berkisar 15-20 dollar Australia.
Dalam reaksinya, Melinda Liszewski dari organisasi Collective Shout, yang menentang penggunaan wanita sebagai obyek seks semata, mengatakan tidak heran bahwa salon tersebut populer dikunjungi oleh pria. "Yang terjadi saat ini adalah mulai masuknya industri seks ke bisnis yang lebih mainstream," katanya. "Ini semakin memperkuat pendapat bahwa keberadaan wanita di dunia ini hanya untuk menjadi pemuas seksual pria."
Posting Komentar