Presiden FIFA Sepp Blatter mendukung adanya aturan degradasi sebagai peraturan untuk memerangi rasisme di sepak bola.
Presiden FIFA Sepp Blatter |
Isu rasisme kembali mencuat ke permukaan setelah pemain AC Milan Kevin-Prince Boateng berjalan ke luar lapangan pada laga persahabatan melawan Pro Patria akibat mendapatkan ejekan rasis dari penonton. Kasus yang sama juga terjadi saat Lazio didenda 40 ribu euro oleh UEFA akibat meneriakkan kata-kata rasis sepanjang partai Liga Europa melawan Tottenham Hotspur.
Blatter telah memuji Boateng yang menurutnya telah memberi peringatan keras terhadap para pelaku rasis. Ia pun mendukung adanya pengurangan poin dan degradasi sebagai sanksi utama bagi klub yang gagal mengontrol ulah para fansnya.
"Saya setuju dan mendukung tindakan Boateng, seperti yang telah saya katakan, karena itu adalah sebuah peringatan keras. Kini adalah tugas kami untuk membuat langkah-langkah yang diperlukan," katanya.
"Yang saya rasa harus dilakukan adalah memberi instruksi kepada asosiasi negara-negara dan federasi-federasi, terutama kepada para komite-komite disiplin, agar sangat kuat. Tidak cukup dengan denda. Memainkan pertandingan tanpa penonton adalah salah satu sanksi yang dimungkinkan, akan tetapi yang terbaik tentu saja adalah pengurangan poin dan degradasi, karena pada akhrinya klub akan bertanggung jawab terhadap fans mereka," katanya.
"Itu [rasisme] adalah sebuah fenomena dimana sepakbola menjadi korban masyarakat kita. Diskriminasi dan rasisme dimana-mana di lingkungan kita. Kita di sepakbola tidak bisa bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berada di lingkungan kita. Akan tetapi tidak dimanapun di dunia ini, baik masalah-masalah dalam kehidupan pribadi, bisnis, maupun politik, dapat dipecahkan dengan cara melarikan diri," tambah Blatter.
, karena pada akhrinya klub akan bertanggung jawab terhadap fans mereka," katanya.
Posting Komentar